"His hello was the end of her endings..
Her laugh was their first step down the aisle..
His hand would be hers to hold forever..
His forever was as simple as her smile.
An ocean couldn’t prevent it. A New York minute wouldn’t let it pass..
Does the universe decide for us, Which love will fade and which will last..
He said she was what was missing. She said she instantly new..
She was a question to be answered..
And his answer was
Her laugh was their first step down the aisle..
His hand would be hers to hold forever..
His forever was as simple as her smile.
An ocean couldn’t prevent it. A New York minute wouldn’t let it pass..
Does the universe decide for us, Which love will fade and which will last..
He said she was what was missing. She said she instantly new..
She was a question to be answered..
And his answer was
“I do.”
-SATC-
Hari ini pukul 10 malam.Kamu pasti masih terjaga. Kamu bisa jadi perempuan paling panik sejagat pangkalan bun sekarang. yang mau makan aja terasa kenyang, mau tidur pun terasa nggak nyenyak..
Rina Arianti Desi Juniarti, nama ini agak susah diingat ketika kita kenal untuk yg pertama kalinya di ruang kelas bercat putih 8 tahun yang lalu..
Namun, nama Rina juga yang selalu aku ingat ketika aku butuh tempat bercerita, tempat aku menumpahkan kebingungan masa muda, tempat bersenang-senang, bahkan tempat menumpahkan tangisan..
Rina, perempuan yang kupeluk di ambang pintu kosan suatu pagi dengan mata sembab habis menangis semalaman. Aku ingat saat itu aku begitu terpukul dan kamu begitu shock sampai tak tau cara menenangkan ku.
hari itu Na, aku telah melalui satu cobaan terbesar dalam hidupku bersama kamu, dan satu wanita cantik lainnya, Ucil.
Pastinya Na, kita juga melalui masa-masa labil kita di usia 19an bersama-sama: kejutan ulang tahun kamu yang gagal namun membekas, petualangan kita ke jogja, dan hobi kita nongkrong di Bbs sampai subuh.
Esok pagi, kamu pasti akan jadi pengantin paling cantik se pangkalan bun. Dan pastinya pengantin paling cantik dan anggun nomer dua setelah Ucil. Mungkin kamu berharap kita ada di sana untuk membuat kamu tersenyum saat kamu sedang berdandan, mungkin kamu membutuhkan tangan-tangan kami untuk menggenggam tanganmu dan meredakan ke gugupan kamu.
Maaf ya rina, kita belum bisa ada di sana saat ini..
Pastinya kita disini pun merasakan yang sama seperti kamu, bahagia setengah tidak percaya bahwa kamu sudah sah menjadi milik seorang pria. Aku doakan kamu selalu bahagia, dan tetap tersenyum bagaimana pun keadaannya. Semoga esok, kamu selalu manis mengingat kesakralan hari ini.
Rina Arianti Desi Juniarti, nama ini agak susah diingat ketika kita kenal untuk yg pertama kalinya di ruang kelas bercat putih 8 tahun yang lalu..
Namun, nama Rina juga yang selalu aku ingat ketika aku butuh tempat bercerita, tempat aku menumpahkan kebingungan masa muda, tempat bersenang-senang, bahkan tempat menumpahkan tangisan..
Rina, perempuan yang kupeluk di ambang pintu kosan suatu pagi dengan mata sembab habis menangis semalaman. Aku ingat saat itu aku begitu terpukul dan kamu begitu shock sampai tak tau cara menenangkan ku.
hari itu Na, aku telah melalui satu cobaan terbesar dalam hidupku bersama kamu, dan satu wanita cantik lainnya, Ucil.
Pastinya Na, kita juga melalui masa-masa labil kita di usia 19an bersama-sama: kejutan ulang tahun kamu yang gagal namun membekas, petualangan kita ke jogja, dan hobi kita nongkrong di Bbs sampai subuh.
Esok pagi, kamu pasti akan jadi pengantin paling cantik se pangkalan bun. Dan pastinya pengantin paling cantik dan anggun nomer dua setelah Ucil. Mungkin kamu berharap kita ada di sana untuk membuat kamu tersenyum saat kamu sedang berdandan, mungkin kamu membutuhkan tangan-tangan kami untuk menggenggam tanganmu dan meredakan ke gugupan kamu.
Maaf ya rina, kita belum bisa ada di sana saat ini..
Pastinya kita disini pun merasakan yang sama seperti kamu, bahagia setengah tidak percaya bahwa kamu sudah sah menjadi milik seorang pria. Aku doakan kamu selalu bahagia, dan tetap tersenyum bagaimana pun keadaannya. Semoga esok, kamu selalu manis mengingat kesakralan hari ini.
love,
cha
No comments:
Post a Comment