02 March 2014

Ada Apa Dengan Imajinasi?



Berapa orang dari kita yang ingin sekali kembali ke masa kecil? Walaupun ketika kecil gue nggak bisa membeli mainan-mainan yang gue inginkan,gue akui gue sangaaat merindukan masa kecil gue.
Salah satu hal yang bikin gue kangen adalah saat masih kecil kita bebas berimajinasi. Pas main masak-masakan misalnya kalo kita bilang "ehhh pura-puranya ini cabenya dikasih madu biar gak pedes yaa.." temen-temen yang lain mah pasti ho-oh ho-oh aja. Nggak ada yang bakal njawab "aku tadi lihat kamu nuangin madu ke dalam adonan cabe kamu??kamu tau nggak kandungan madu bisa merusak cita rasa cabe kita,jadi masakan kamu nggak kerasa cabe nya!masakan apa itu?masakan sampah! *sambil misuh-misuh ala chef juna.. Kalo ada temen yang ngomong ala chef juna gitu pas main masak-masakan, udah pasti disentil tuh mulutnya sama emaknya.
Anak-anak kecil baik yang terpenuhi gizinya maupun enggak, selalu saja punya imajinasi yang nggak terbatas. Langit di buku gambar bisa berwarna apa saja,bukan hanya biru, mereka bisa kasih warna pink,orange,ungu, semua warna kesukaan mereka. Gunung pun bisa digambar berbagai macam bentuk,segitiga rapi, setengah lingkaran,segitiga mencong-mencong,bagi mereka sama saja itu tetap akan jadi gunung.
Sedihnya,semakin besar, imajinasi liar kita sebagai anak kecil justru semakin dibatasi. Coba aja bayangin lo cowok kelas 6 SD menggambar langit dengan warna pink,wah lo pasti dicaci habis-habisan sama temen temen lo dikatain bencong,homo, aneh dan lain-lain. Bagi mereka,langit cuma punya dua warna, biru atau jingga.
Sekarang,ketika lo menginjak usia dewasa, lo selalu diminta kreatif di tempat kerja,ataupun untuk meningkatkan penjualan bisnis lo.Think out of the box,kata mereka. Tapiiiii lagi-lagi pas lo ngasih ide yang paling kreatif menurut imajinasi kecil lo,ide lo ditolak,kata nya "ide kamu gak make sense.coba dong kamu pikir!bakso itu bentuknya bulet!bukan gepeng!dimana2 bakso ya bulet.itu udah pakemnya!!"
haha.. ketawa aja deh. Sadar nggak sadar, justru orang terdekat kita atau kita sendiri yang berusaha membunuh imajinasi kita.
Sekarang,gue lagi ngetik ini sambil jagain keponakan gue main masak-masakan sama temen-temennya, Nanas mereka masak lalu jual,jambu mereka rebus, dan cabe mereka kasih madu. Gue tersadar,salah satu masakan mereka ada yang jadi nyata sekarang, nasi goreng nanas misalnya. Mungkin resep itu diciptakan oleh orang yang tidak pernah dewasa dalam berimajinasi.
Jadi dewasa,nggak selamanya baik ya ternyata..Kapan kamu kembali lagi hei imajinasi kuuu?

No comments:

Post a Comment