06 May 2014

I threw a party, and you were not invited. But you came..


Kapan pertama kali lo ngerasain pacaran? Gue kelas 2 SMP, dan cuma bertahan dua minggu. Putusnya pun enggak jelas kenapa. Gue diputusin lewat pesan dari temennya.

“Sya, si anu mau putus tuh sama lo”

“Oh putus? Yaudah.”

Udah. Kita putus gitu aja. Tapi pulangnya gue nangis meraung-raung di kamar. Dia bikin gue enggak bisa lupain dia sampe gue SMA.

Ketika SMA gue cuma sempet ngerasain pacaran dua kali. Bukan pacaran serius yang bikin gue meraung-raung kayak jaman SMP sih, bisa di bilang mereka cuma pacar gue di sekolah. Gue enggak pernah nonton bareng, makan di luar bareng, apalagi ngerjain PR bareng! -_-

Berbekal skill pacaran pemula, di usia 18 tahun gue mulai merasa siap buat pacaran kayak manusia normal yang semua aktifitasnya dilakukan secara bepasangan (my point of view when i was 18). So, i threw a party, in order to find love. Eits gue bukan anak dugem tukang pesta, jadi ini bukan pesta dalam arti yg sebenernya, tapi sebuah pesta dalam pikiran gue, dimana cowok-cowok kampus gue shirtless keringetan dengan body sixpack rebutan pengen jadi pacar gue.

Pesta itu dimulai di hari pertama kuliah, dan gue langsung dapet tamu vip gue tepat saat pertama kali dia masuk ruangan kelas. Rudi: tinggi nya kira-kira 170cm, enggak begitu putih, hidungnya mancung, alisnya lebat, kritis dan suara nya ituuuuu....suaranya seksi mirip vien diesel. Tiga minggu perkuliahan berjalan, tiga minggu juga Rudi ada di pesta itu. Tapi dia enggak masuk. Pesta itu begitu sepi karena hanya dia tamu gue. Tamu spesial yang hanya berdiri di ambang pintu masuk. hanya Rudi, dan enggak ada cowo sixpack shirtless yang lain.

I threw a party, and you were not invited. But you came..Man!! Apa yang lo rasain kalo lo ngadain pesta dan tamu yang paling enggak lo harap maksa dateng ke pesta lo? Kesel? Pasti.Tamu sialan itu datang dengan penuh percaya diri masuk ke ruangan pesta yang gue siapkan khusus untuk Rudi! Ini sih bukan pesta lagi namanya. Buyaaar udah buyaaar... Enggak ada lagi yang namanya pesta.

Tamu nggak diundang itu namanya Agung. Umur kita beda jauh. He was 25 and i was 18. Perawakannya jarak langit sama bumi dari cowok shirtless imajinasi gue. Tingginya mungkin hanya 165, sedikit berisi, pintar bicara, secara keseluruhan dia mirip Ari Untung versi bogel. And NO! He still wasnt my guest at the party!Dia berusaha keras untuk jadi VIP. Dia masuk ke kelompok tugas gue, main sama temen-temen gue, dia kirim satu buket bunga mawar lengkap dengan ucapan “Jangan galak-galak yaa bla bla bla bla” ke kosan gue, daaan terakhir dia nganterin pulang saat sakit maag gue kambuh.

Boys, saat wanita sedang sangat rapuh dan lemah, saat itulah mungkin kesempatan emas lo untuk ngelunakin hati dia.

Akhirny setelah berbulan-bulan berjuang, agung jadi tamu vip di pesta gue.and finally, gue ngerasain juga pacaran kayak manusia normal. Nonton, ngerjain tugas, ngumpul bareng, semua kegiatan gue kerjain bareng dia.

Bahagia?

Iya..

cuma tiga bulan.

I threw a party, and you were not invited. But you came and ruined it..
Tepat saat tiga bulan hari jadian kita, di hari spesial itu dia menitipkan handphone nya ke gw saat dia ke kamar mandi. Iseng, gue baca pesan keluar di handphone nya.

Yank.. Happy anniversary ya. Gak kerasa udah tiga tahun ya yank. Aku harap kita selalu sama-sama kayak mimpi kita selama ini. Mudah-mudahan Allah mengabulkan niat baik kita, dan kita berdua selalu bahagia.I love you forever Ranti :) 

Lampu-lampu berkilau di pesta gue meredup..Karena sangat kecewa, gue bahkan nggak bisa menangis. Gue malah tertawa ketika nunjukin pesan yang gue temukan ke dia. Dengan ekspresi terkejutnya dia berusaha menjelaskan. Jadi gue cuma simpanan?        

Keparat
Dia buat gue kecanduan pesta
Dia bandar dan gue pecandu nya

Agung memohon gw untuk memaafkan dia.
dan ya gw memaafkan dia
Kita berpesta 2 tahun lamanya.
sampai kemudian dia menemukan teman lain untuk berdansa.


*kalimat "I threw a party, and you were not invited" gw baca di blog amrazing.com. And all of a sudden, gue pengen banget jadiin kalimat ini sebuah tulisan.This is not fully fiction nor a true story.
Go visit this website, and you will find a talented writer.