27 July 2015

Haru di Kalibiru, Yogyakarta

Awalnya Kalibiru nggak termasuk di list kunjungan gw dan Dewi, Bahkan kita belum punya list khusus ke mana kita akan pergi beberapa jam sebelum kita berangkat ke Jogja. Garis besarnya kita Cuma mau beach hopping di daerah Gunung Kidul, City Tour di Jogja dan main ke merapi. Rencana ke Kalibiru kita dapat karena ngeliat foto Kalibiru yang bertebaran di google image saat kita dalam perjalanan ke Bandara. Walaupun kita nggak tau sama sekali  dimana letak Kalibiru, gimana medan jalannya dan gimana caranya untuk bisa sampai ke sana, Tekad kita berdua sangat bulat “Pokoknya kita harus sampe kesana!”

Di penginapan, sebelum tidur gw mulai googling jalur ke kalibiru dan menyiapkan transportasi. Beberapa artikel google menulis medan jalan ke kalibiru sangat berat, dan rata-rata perjalanan dilakukan berkelompok alias nggak ada cewek yang nekad pergi berdua. Semakin banyak baca semakin bikin gw gelisah. Ditambah lagi, temen gw yang asli Jogja menyarankan kita untuk nggak kesana kalo cuma berdua karena jalurnya rawan longsor kalo musim hujan! Setelah berdiskusi panjang dengan Dewi akhirnya kita sepakat kalo di tengah jalan medannya semakin sulit, kita pulang aja. Hahahahahaa

Jam 10 pagi setelah sarapan, kita berangkat dari penginapan di malioboro naik mobil sewaan. Dewi yang nyetir, gw yang jadi penunjuk jalan, dibantu sama embak-embak Waze. Info dari waze perjalanan dari Malioboro ke Kalibiru via Wates/Purworejo dapat ditempuh selama 1,5 jam.
Muka sebelum diseksa sama jalanan

Jalur wates/purworejo terbilang mulus, jalanannya sepi. Sesekali mobil kita papasan dengan truk besar. Mendekati waduk sermo, mobil kita masuk kawasan hutan (gw nggak tau ini nyasar apa bukan) yang jalanannya sempit dan rusak. Perasaan kita berdua mulai nggak karuan karena cuma ada mobil kita yang melintas. 10 menit berkendara kita ketemu mobil sedan putih plat Jogja. Dengan semangat45 gw nyapa si mas dan ceweknya yg lagi berhenti dan kelihatannya bingung milih persimpangan jalan.

“Mas, mau ke Kalibiru ya?” sapa gw dengan muka ramah

“Enggak Mbak. Saya mau ke Sermo”

JEDER.TERNYATA KITA GAK SATU TUJUAN.


Mobil kita berpisah di persimpangan jalan. Kira-kira 10 menit setelah hutan, Mobil memasuki kawasan Waduk sermo dan jalanan kembali mulus. 

Arah waduk Sermo. Perhatikan tikungan nya!

Akhirnya dapet aspal. Sebelah kiri Waduk Sermo
Nggak jauh jalan dari Waduk Sermo, kita dibawa masuk ke dalam hutan lagi. 
Sebelum masuk Hutan
Kali ini medan jalannya lebih parah. Jalan yang kita lewati hanya bisa dilintasi dua mobil secara bergantian dengan bagian kiri jurang dan sebelah kanan bukit kapur. There’s no way turning back. Sesekali kita lewat tanjakan curam yang berbelok tajam, dan turunan yang rasanya kalo lewat sana kayak naik roller coaster. Saat itu kita cuma bisa berdoa minta cuaca cerah dan dikasih keselamatan sampai tujuan. 

Thank God kita sampai di tujuan saat kita mulai putus harapan. Wisata Kalibiru  dikelola secara swadaya dan swakarya oleh masyarakat setempat. Dari area parkir mobil, kita masih harus jalan kaki melewati tanjakan curam untuk bisa sampai ke sana. Yang nggak kuat nanjak, bisa pakai jasa ojek dengan tarif 5000 rupiah.

Tiket masuk wisata alam kali biru terbilang murah, 5000 rupiah saja. Dengan uang segitu, kita sudah bisa duduk di batu besar menikmati angin sepoi-sepoi sambil menatap waduk sermo  dengan warna hijau turquoise-nya yang tenang dikelilingi barisan bukit dan pegunungan. Bahagia itu sederhana dan murah ya ? :p 
Dewi lagi amaze sama pemandangannya

Kalo menikmati pemandangan aja nggak terasa ‘nendang’, pacu adrenalin lo dengan ikutan flying fox yang talinya cuma disambung dari satu pohon ke pohon yang lain. Spot favorit anak-anak muda di sini sih rumah pohon yang fotonya sering kita liat di media social itu. Untuk dapat foto disana, harus siap kesabaran ekstra karena peminatnya banyak dan satu orang dapat jatah 5 menit buat foto-foto diatas. Saat kita ke sana banyak banget anak muda yang ngantri untuk foto. Beberapa diantara mereka datang ke sana khusus untuk foto di rumah pohon lalu langsung pulang.

Rumah Pohon Spot foto favorit

Gw dan dewi menghabiskan waktu satu jam lebih di sana ngobrol-ngobrol di atas batu sambil ngeliat pemandangan. Sesekali kita ngobrol sama pengunjung disana dan sharing perjalanan kita selama di Jogja. Mereka pastinya kaget pas tau kita naik kesini Cuma berdua dan bawa mobil sendiri.

Iya. Kita berdua juga nggak nyangka kita bisa sampe ke sini. Kita berdua yang cewek kota banget, jarang melakukan hal yang nyerempet bahaya dan yang dalam keadaan waras pasti lebih milih pake driver untuk perjalanan seperti ini, but we made it. Kita berhasil sampai disini dengan bangga dan haru. Ada quotes bahasa inggris yang bunyinya “Its not about the destination, but the journey” Tapi buat kita berdua kali ini quotesnya beda 

“Destination and the journey its all that matter”

Wisata Kalibiru

Tiket Masuk: Rp 5.000 (Termasuk asuransi/santunan kecelakaan)
Flying Fox : Rp 25.000
Ojek : Rp 5.000
Foto di rumah pohon : Rp 10.000

Rute dari ring road utara: 
Ring Road Utara – Jalan Wates/Purworejo – Terminal Wates ke kanan – Pertigaan pertama setelah mini market WS ke kiri – Setelah palang kereta api ke kiri – Ikuti jalur beraspal – Pertigaan belok kiri (Penunjuk arah ke Waduk Sremo) – Pertigaan tugu kecil ke kanan (bukan ke kiri kearah waduk Sremo) – Setelah jembatan belok kiri turunan (Penunjuk arah warna biru tidak terlalu besar ke Kalibiru) – ikuti penunjuk arah ke Kalibiru di  jalur aspal kecil tersebut  - Kalibiru

Aplikasi waze dengan kata kunci : "Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru"

Tips: Cek kondisi kendaraan sebelum berangkat